Karena kurangnya informasi, pada umumnya kolam-kolam ikan milik petani dibuat tanpa mempertimbangkan konstruksinya. Kolam-kolam ikan yang mereka miliki tidak lebih dari cekungan (Jawa: kowakan) tanah berisi air yang dipergunakan untuk menampung ikan. Bahkan tidak sedikit petani ikan yang belum paham cara membuat kolam ikan.
Merawat kolam ikan dapat dikatakan gampang-gampang susah. Kolam ikan yang dirawat secara sembarangan akan menyulitkan dalam pengelolaannya. Sedangkan kolam ikan yang dirawat dengan baik, maka pengelolaan budidaya ikan akan jauh lebih mudah.
Memelihara ikan secara intensif bukan hanya pakan tambahan yang mutlak diperlukan, tetapi menyangkut pula cara penyiapannya seperti pengeringan kolam ikan, pengapuran, pemupukan maupun pengelolaan airnya. Untuk mempermudah proses pengeringan kolam ikan, dasar kolam harus dibuat lebih tinggi dari permukaan saluran pembuangan. Sedangkan untuk mempermudah pemasukan dan pengaturan tinggi-rendah air kolam, maka tinggi pematang harus dibuat seimbang dengan letak sumber air. Demikian pula, untuk dapat memanfaatkan lahan dan air yang tersedia secara maksimal harus memperhitungkan bentuk, ukuran, jumlah petakan, dan letak kolam ikan.
Di daerah pegunungan yang memiliki kemiringan tanah cukup besar, relatif lebih mudah dalam merancang bentuk dan letak kolam. Tetapi di daerah ini biasanya tanahnya gembur, sehingga gampang tergerus air. Berbeda dengan jenis tanah di daerah dataran rendah yang terkadang berpasir atau liat berlumpur. Pematang kolam yang dibuat dari jenis tanah gembur (berlumpur) lebih mudah dibentuk, tetapi tidak kuat menahan tekanan air, mudah rembes, tidak kedap, mudah bocor (porous), dan mudah retak sehingga cepat ambrol. Sebaliknya, tanah liat yang terlalu lembek untuk dibuat pematang kolam memerlukan waktu lama. Di sinilah perlunya pengetahuan dan keterampilan dalam merawat kolam ikan.
PERAWATAN KOLAM IKAN
Kolam ikan serta seluruh perlengkapannya perlu dirawat secara baik. Selama masa pemeliharaan, kolam ikan selalu tergenang air, terguyur hujan, tercemar lumpur dan sampah atau terpanggang oleh panasnya sinar matahari. Akibatnya, kolam sering mengalami kerusakan, misalnya tanggul bocor atau retak, pintu air tersumbat, dan caren menjadi dangkal tertimbun lumpur atau sampah. Selain itu, banyak sekali hewan dan organisme liar yang hidup di dalam atau di sekitar kolam ikan yang termasuk dalam golongan hewan perusak, yaitu kepiting, tikus, dll.Jika kolam ikan tidak dirawat dengan baik, bukan hanya fungsinya saja yang berkurang, tetapi tidak ada manfaatnya sama sekali. Oleh karena itu, perawatan kolam bukan hanya sekedar melindungi dan memperbaiki dari kerusakan, tetapi sekaligus memulihkan fungsi dan kegunaannya sebagai tempat yang layak untuk memelihara ikan.
Beberapa bagian kolam ikan yang perlu dirawat atau diperbaiki secara rutin adalah tanggul, parit, pintu air, dan saringan atau papan-papan penutupnya.
Perawatan Kolam Ikan Permanen
- Menambal bagian tanggul yang rusak dengan semen atau campuran semen dan pasir. Kerusakan ringan pada tanggul permanen biasanya berupa kebocoran dan geripis.
- Menyuntik atau menyumbat bagian tanggul yang retak. Bila retaknya kecil cukup disuntik dengan semen. Tetapi bila retaknya cukup parah harus disuntik (Jawa = dicokol) dengan campuran semen dan pasir.
- Menyumbat lubang-lubang kecil di bawah pondasi tanggul dengan tanah liat berpasir. Tanah sumbatan ditimbunkan di atas lubang, lalu diinjak-injak hingga keras.
- Bagian dasar tanggul di sekitar pintu air, meskipun tidak bocor, perlu ditimbun dengan tanah dan diinjak-injak hingga keras.
- Membersihkan celah-celah papan kayu dan saringan pintu air yang tertutup oleh lumpur dan lumut. Sedangkan papan kayu yang rusak harus diganti.
- Mengeluarkan lumpur, sisa pakan dan kotoran serta sampah yang tertimbun di caren. Caren dibuat lagi sesuai dengan bentuk semula.
- Membersihkan saluran air di sekitar kolam. Akar-akar tanaman diIuar kolam yang menembus tanggul dipotong atau dicabut.
- Batu atau batu bata yang goyah dilekatkan kembali dengan semen.
Perawatan Kolam Ikan Non Permanen (Tanah)
- Setiap kali selesai panen, tanggul di kedua nisi dan bagian atasnya dibersihkan dengan cara dikepras miring menggunakan cangkul. Sebarkan tanah keprasan ini ke tengah kolam (tidak di caren). Sumbat tanggul yang berlubang atau bocor dengan tanah permukaan kolam yang dilumatkan. Tutuplah lubang (bocoran) ini, lalu tekan dengan tumit hingga terisi padat. Kemudian, tanggul dilapisi lagi dengan tanah baru yang juga telah dilumatkan.
- Padatkan dasar tanggul di sekitar pintu air. Bila dasar tanggul bocor, perlu diperbaiki seperti pada penyumbatan tanggul.
- Keluarkan lumpur, sampah, dan endapan lain yang tertimbun dalam caren. Kemudian, perbaiki atau buat caren baru dengan bentuk dan ukuran seperti semula.
- Pintu air dari bahan bambu atau pipa PVC dibongkar lalu dibersihkan dan diganti bila telah rusak. Tanah dasar pada pintu air diganti dengan tanah baru yang telah dilumatkan sebelumnya. Setelah pintu air ini dipasang kembali, tanah di sekelilingnya dipadatkan lagi dengan tanah liat berpasir yang diambil dari permukaan dasar kolam yang telah dilumatkan.
- Saringan air yang rusak diganti atau diperbaiki kemudian dipasang seperti semula.
- Pintu air yang dibuat permanen juga dibersihkan, dan bagian-bagian yang retak atau geripis ditambal. Celah-celah penempatan saringan atau papan kayu penutup dibersihkan dari lumpur atau lumut. Papan-papan kayu pembatas pintu air yang rusak juga diganti atau diperbaiki.
- Saluran air di sekitar kolam dibersihkan dan diperbaiki. Akar-akar tanaman yang diperkirakan merusak tanggul kolam dipotong atau dicabut.
- Hewan-hewan perusak tanggul atau perlengkapan kolam dimusnahkan. Ternak piaraan, seperti sapi, kerbau dan sebagainya dicegah melewati tanggul maupun parit atau saluran di sekitar kolam dengan di buatkan pagar keliling.
No comments:
Post a Comment